kau pernah menjadi mimpi
mewarnai setiap langkahku
dinding pembatas cinta
yang memisahkan kita
menjalin asmara cinta
semua akan sia-sia
jika tetap tuk pertahankan
kau bagai permata biru
sedangkan diri ini hanya
sebutir debu
biarlah semua berlalu
kan ku bawa luka ini
pasrahku terpenjara dalam tangis
kusadari.. kurangnya diri
takkan mampu mengimbangi duniamu
hanya berlindung.. di gubuk bambu
sedangkan kau di istana megah
menyakitkan.. terlihat hina
saatku dipandang sebelah mata
orang tuamu.. memandang benci
tak menginginkan hadirnya diriku
jangankan permata.. untuk perbandingan
dengan perak pun diriku tak sebanding
biarlah sendiri.. berteman dengan sepi
dari pada cinta berujung luka
semua akan sia-sia
jika tetap tuk pertahankan
kau bagai permata biru
sedangkan diri ini hanya
sebutir debu
biarlah semua berlalu
kan ku bawa luka ini
pasrahku terpenjara dalam tangis
kusadari.. kurangnya diri
takkan mampu mengimbangi duniamu
hanya berlindung.. di gubuk bambu
sedangkan kau di istana megah
menyakitkan.. terlihat hina
saatku dipandang sebelah mata
orang tuamu.. memandang benci
tak menginginkan hadirnya diriku
jangankan permata.. untuk perbandingan
dengan perak pun diriku tak sebanding
biarlah sendiri.. berteman dengan sepi
dari pada cinta berujung luka